JAKARTA, INSERTRAKYAT.com Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) telah menggelar audiensi dengan American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Kamis, (14/8/2025).
Pertemuan itu dilakukan untuk penguatan kerja sama, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui perluasan akses pemberian beasiswa untuk pendidikan di Amerika Serikat dan pengembangan akademik melalui program scholar visit dan staff exchange ke dan dari Amerika Serikat.
Kolaborasi ini berfokus pada penguatan pendanaan dan penyesuaian program beasiswa agar sejalan dengan visi pembangunan talenta nasional Indonesia. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto mengajak berbagai pihak, terutama lembaga dan institusi pendidikan di Amerika Serikat, untuk berpartisipasi dalam skema pendanaan beasiswa. Langkah ini diambil mengingat tingginya minat dan jumlah pelamar dari Indonesia untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat.
“Amerika menjadi salah satu destinasi pendidikan lanjut favorit, karena kita memahami semua aspek kualitas pendidikannya, yang merupakan salah satu yang terbaik saat ini,” tutur Menteri Brian di kantor Kemdiktisaintek, Rabu, (13/8).
Mendiktisaintek menambahkan bahwa pihaknya tengah membicarakan kemungkinan kolaborasi serupa dengan negara-negara seperti Australia yang memiliki program beasiswa, seperti Australia Awards Scholarships (AAS), Perancis, UK, dan lain-lain.
Menteri Brian berharap AMINEF dapat menjembatani peluang kolaborasi dengan mitra lain, termasuk pemerintah dan universitas di Amerika Serikat berupa dukungan tambahan seperti beasiswa atau potongan biaya kuliah (tuition waiver) untuk penerima beasiswa pemerintah Indonesia. Menteri Brian menegaskan bahwa potongan tersebut bukan dimaksudkan untuk memperluas kesempatan bagi lebih banyak talenta-talenta muda Indonesia mendapatkan dukungan pendidikan di Amerika Serikat.
“Dengan anggaran yang sudah relatif tetap, kami ingin menambah jumlah penerima dan menawarkan program ini ke semua negara. Misalnya, jika saat ini kami bisa mengirim 4.500 orang, dengan dukungan tambahan kami berharap dapat memberangkatkan 5.000 hingga 6.000 orang,” jelas Menteri Brian.
Sejalan dengan hal ini, Eksekutif Direktur AMINEF, Sandra Hamid menyambut baik dan menyatakan kesiapannya untuk membantu serta membuka peluang kerja sama lain, salah satunya dengan pertukaran tenaga pengajar atau profesor antar kedua negara.
“Dosen Indonesia juga kita kirim ke luar negeri, kita juga punya program untuk itu,” ungkap Sandra.
AMINEF merupakan organisasi binational yang mengelola program beasiswa Fulbright dan program pertukaran belajar lainnya yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani, Direktur Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif, Ardi Findyartini, Senior Officer Indonesian program AMINEF, Adeline Widyastuti, dan Senior Officer American program AMINEF, Astrid Lim. BACA JUGA : Agus Harimurti Yudhoyono Bagi Wawasan Kepemimpinan kepada Praja IPDN Jatinangor