Salah satu Jembatan Gantung alami kerusakan akibat dampak dari cuaca buruk. Jembatan penghubung Desa Sukamaju dengan Desa Biroro. (Foto Warga) 5 Juli 2025.
SINJAI, INSERTRAKYAT.com – Hujan deras selama beberapa jam hari terakhir mengguyur Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Akibatnya, sejumlah infrastruktur penting rusak, termasuk jembatan dan akses jalan utama warga.
Salah satu kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Tellulimpoe. Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Biroro dan Desa Sukamaju putus dihantam derasnya arus sungai yang meluap pada Sabtu pagi, 5 Juli 2025.
Jembatan ini dibangun secara swadaya bersama TNI pada tahun 2018 dan menjadi akses utama bagi warga menyeberang dan mengangkut hasil kebun.
“Air sungai naik sejak malam, lalu subuh tiang penyangga ambruk,” ujar Tahar, warga setempat.
Meski tidak ada korban jiwa, putusnya jembatan sangat berdampak pada aktivitas ekonomi dan sosial warga.

Sementara itu, di Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, bencana serupa juga terjadi. Jembatan utama yang terletak di Dusun Bilalang ambruk setelah dihantam derasnya aliran sungai pada Sabtu dini hari, sekitar pukul 04.30 WITA.
Babinsa Desa Puncak, Serda Jhony dari Koramil Sinjai Selatan – Tellulimpoe/Kodim 1424 Sinjai, membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar, kejadian pada Sabtu pagi. Kami telah mengimbau masyarakat agar tidak melintasi jembatan yang putus karena sangat membahayakan pengguna jalan,” ujar Serda Jhony saat dihubungi Insertrakyat.com.
Ia juga menambahkan bahwa bersama warga, pihaknya kini melakukan gotong royong membangun jembatan darurat dari bambu untuk membantu aktivitas warga.
“Ini merupakan jalur penting. Kami bantu warga membangun akses darurat dari bambu untuk sementara,” lanjutannya.

Sebelumnya, masyarakat sudah mengkhawatirkan kondisi jembatan tersebut. Hujan deras pada Senin sore, 14 April 2025, mengakibatkan tanggul jembatan Bonto Bodong itu bergeser ke tengah sungai.
“Bagian kiri abutmen jembatan bahkan sudah jebol. Ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan jembatan ambruk,” ungkap warga dan Serda Jhony saat dikonfirmasi melalui sambungan daring dari lokasi, Rabu pagi, 16 April 2025.

Kini kekewatiran Warga bener terjadi, Jembatan tersebut terputus dengan badan jalan. Perhatian pemerintah Menurut informasi, masih nihil.
“Belum ada penanganan darurat, padahal ini jalur utama yang sering dilewati kendaraan roda dua dan empat,” ucap Masyarakat.
Babinsa telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Puncak dan menyampaikan pentingnya tindakan cepat pemerintah untuk mencegah hal yang lebih buruk.
“Syukurnya, saat kejadian tidak ada warga yang berada di sekitar jembatan. Tidak ada korban jiwa,” tegas Serda Jhony.
Ia juga mengimbau warga agar tetap waspada, terutama terhadap potensi banjir dan longsor susulan.
Di tempat lain, tanah longsor terjadi di Kecamatan Sinjai Tengah. Sebuah tiang listrik roboh dan menutup badan jalan poros Sinjai–Gowa, mengganggu kelancaran lalu lintas.
Sedangkan di Desa Bontolempangang, Kecamatan Sinjai Barat, satu rumah warga dilaporkan roboh ke badan jalan akibat tanah gembur yang tak mampu lagi menahan beban pondasi.

Pantauan Insertrakyat.com pada Sabtu pagi menunjukkan genangan air juga merambah pusat Kota Sinjai. Di sepanjang Jalan Baso Kalaka, Jalan Tondong, dan Jalan Jenderal Sudirman, air tergenang cukup dalam hingga mengganggu kendaraan yang melintas.
Genangan juga terjadi di pelataran Kantor Kodim 1424/Sinjai, padahal tahun lalu wilayah tersebut bebas dari luapan air.
“Sempat dulu tidak ada genangan di sini, pada 2024,” kata seorang sumber di lokasi.
Warga pun mulai aktif berdiskusi dan mengusulkan langkah solusi.
“Sterilisasi drainase perlu dilakukan, baik dengan pengerukan maupun penyaringan sampah,” saran salah seorang warga.

Ada pula yang mengusulkan pelebaran saluran air untuk mempercepat aliran dan menghindari banjir.
“Kalau drainasenya dikelola dengan baik, insya Allah tidak akan banjir lagi,” tambah warga lainnya.
Masyarakat melihat Bencana yang merata di berbagai titik Sinjai lalu mengajak pemerintah bertindak secara serius.
Selain perbaikan fisik seperti jembatan dan drainase, perlu juga edukasi dan mitigasi bencana berbasis partisipasi masyarakat.

Pemda Sinjai belum memberikan tanggapan konfirmasi secara langsung kepada Insertrakyat.com, (5/7). Namun informasi yang dilansir dari situs resmi pemerintah melalui web sinjaikab.go.id menjelaskan bahwa, debit air juga meningkat tajam di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lappa, tempat bermuaranya Sungai Tangka.
Sementara itu, kondisi serupa terjadi di Sungai Tui, Sungai Mangottong, dan Sungai Kalamisu di wilayah Sinjai Tengah yang menunjukkan tanda-tanda potensi luapan air.
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Sinjai melalui Analis Kebencanaan BPBD Sinjai, Andi Oktave Amir menyarankan agar masyarakat Meningkatkan waspada.
Selain itu BPBD Sinjai, kata Andi Oktave Amir, mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar bantaran sungai, lereng perbukitan, dan wilayah rawan longsor untuk mengunsi.
“Segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika terjadi peningkatan debit air atau retakan tanah,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Bupati Sinjai dan Wakil Bupati Sinjai.
Kendati demikian, BPBD Sinjai juga telah menyiagakan tim siaga bencana dan berkoordinasi dengan aparat desa serta pemerintah kecamatan untuk penanganan dan pendataan wilayah terdampak.
Sebelumnya Andi Mahyanto Mazda saat dikonfirmasi Insertakyat.com pada edisi hujan 1 Mei dengan mewanti genangan air.
Wakil Bupati Sinjai, Andi Mahyanto Mazda, menyampaikan himbauan, agar seluruh elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana.
Bahkan, Andi Mahyanto juga menegaskan bahwa dirinya telah meminta Dinas terkait melakukan giat lebih aktif.
“Menghadapi musim hujan yang sangat deras di Sinjai, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Kepada dinas terkait, khususnya Dinas PUPR, diminta untuk segera melakukan normalisasi drainase di setiap sudut kota Sinjai, terutama di Jalan Sudirman, Jalan Persatuan Raya, Kelurahan Balangnipa, dan Kelurahan Lappa.
Kepada Dinas BPBD, agar senantiasa menyiagakan anggota di lapangan beserta peralatan tanggap bencana, untuk memantau perkembangan cuaca ekstrem di Sinjai yang selama ini menjadi langganan banjir,” demikian keterangan resminya yang diterima Insertrakyat.com pukul 16.53 WITA melalui sambungan daring.
(Sup/AAF).