Sumedang, InsertRakyat.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menetapkan peran lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai motor penggerak reformasi aparatur sipil negara (ASN), demi mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikannya dalam kuliah umum bertema “Dukungan IPDN dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Program Strategis Pemerintah” di Balairung Rudini, Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (5/6/2025).
“Saya sangat besar harapan kepada IPDN ini, untuk bisa melahirkan ASN-ASN yang profesional, yang bisa menjadi motor penggerak, dan bisa mempengaruhi ASN-ASN lain,” ujar Mendagri di hadapan civitas academica dan para praja.
Mendagri menegaskan, IPDN sebagai lembaga pendidikan kedinasan terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul di bidang pemerintahan. Ia mengapresiasi peran IPDN dalam mencetak lulusan berkarakter kuat, berdaya saing tinggi, serta siap menghadapi tantangan global.
Menurut data Kemendagri, IPDN telah meluluskan lebih dari 34 ribu alumni yang tersebar di seluruh Indonesia dan menduduki berbagai posisi penting seperti kepala daerah, sekda, hingga legislator.
“Yang perlu kita sadari bersama, IPDN adalah lembaga pendidikan kedinasan terbesar di Indonesia,” tegas Tito.
Tidak hanya menguasai aspek akademik, lulusan IPDN juga dituntut memiliki ketahanan fisik, mental, dan karakter yang kuat. Mendagri menyebut pendekatan IPDN dalam mendidik praja mirip dengan model pendidikan di Akmil dan Akpol.
“Fisik juga dilatih agar sehat, dan kemudian mental, karakter. Pendidikan karakter itu menjadi pembeda IPDN dengan perguruan tinggi biasa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mendagri menegaskan pentingnya para praja IPDN untuk melanjutkan studi ke luar negeri guna memperluas wawasan global dan meningkatkan daya saing internasional. Ia menilai, tantangan birokrasi ke depan akan semakin kompleks, sehingga diperlukan SDM pemerintahan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan dinamika geopolitik dunia.
“Kita ini negara besar, 285 juta orang. Untuk berubah, perlu langkah-langkah sistematis, bukan instan. Maka dibutuhkan ASN yang punya pola pikir terbuka dan berwawasan global,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Tito juga menyambut baik rencana pembaruan kurikulum IPDN yang lebih responsif terhadap perkembangan zaman. Ia menekankan pentingnya pemutakhiran materi ajar serta peningkatan penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.
Sementara itu, Rektor IPDN Halilul Khairi menyampaikan, IPDN saat ini memiliki 3.607 praja aktif dan didukung oleh 272 dosen, termasuk 135 doktor dan 137 magister. Sebanyak 18 di antaranya merupakan lulusan luar negeri.
“Kami berkomitmen menjadikan IPDN sebagai lembaga pendidikan yang tak hanya unggul di tingkat nasional, tapi juga mampu bersaing di level internasional,” ujarnya.
Dengan penguatan SDM, pembaruan kurikulum, dan perluasan jejaring global, IPDN diharapkan menjadi pilar utama dalam reformasi ASN yang lebih adaptif, profesional, dan siap membawa Indonesia menuju visi besar 2045.
Penulis : L.F.N.Syam.
Editor: Bahtiar.