JAKARTA, INSERTRAKYAT.COM – Wilayah Bocali dan Pozzuoli, Italia, diguncang gempa bumi berkekuatan M4,2 pada Kamis (13/3) pukul 07.25 WIB. Akibatnya pemerintah meliburkan aktivitas sekolah dimulai pada Jum’at (14/3/2025).

Peristiwa Gempa yang terjadi diketahui secara spesifik, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh ahli Gempa dengan hasil, episenter gempa berada di koordinat 40,777° LU dan 14,112° BT, tepatnya di Teluk Pozzuoli, sekitar 3 km arah timur-timur Bacoli, dengan kedalaman 10 km.

Dokumentasi Foto saat peristiwa gempa bumi terjadi di sebuah tebing, Italia.(Sumber : Foto BMKG)

Dalam keterangan resminya yang diterima INSERTRAKYAT.COM, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa gempa tersebut tergolong gempa “kerak dangkal” (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif di dasar Teluk Pozzuoli.

BACA JUGA :  Terkait Warga Ternate Merasakan Getaran Gempa Bumi, Begini Penjelasan BMKG

“Menurut data.Guncangan dirasakan kuat di beberapa wilayah, termasuk Pozzuoli, Bocali, Miseno, Bagnoli, dan Monte di Procida, dengan skala intensitas V-VI MMI yang menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan,” ungkap Daryono di Jakarta.

Episenter gempa berada di laut, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun, dampak lanjutan berupa longsor dilaporkan terjadi di bagian kaldera Campi Flegrei. Pemerintah setempat pun mengambil langkah antisipatif dengan meliburkan sekolah-sekolah di Pozzuoli, Bacoli, dan Bagnoli pada Jumat (14/3).

BACA JUGA :  Wamen Diana Ajak ITERA Bangun Kolaborasi Lintas Sektor Hadapi Ancaman Gempa
Salah seorang petugas merekam sebuah ruangan bangunan pasca kejadian gempa bumi di Italia (Sumber Foto BMKG).

Daryono menegaskan bahwa kejadian gempa “kerak dangkal” tidak hanya terjadi di Italia, namun juga di Indonesia, yang memiliki 402 segmen sesar aktif. Dengan demikian, ia mengingatkan bahwa gempa dengan magnitudo kecil pun dapat menyebabkan kerusakan bangunan, seperti yang telah terjadi di beberapa wilayah di Pulau Jawa:

Gempa Klangon, Madiun (2015) – M4,2

Gempa Pangalengan (2016) – M4,2

Gempa Garut (2017) – M3,7

Gempa Banjarnegara (2017) – M4,2

Gempa Kuningan-Brebes (2019) – M4,2

Daryono berpendapat bahwa bangunan yang tahan gempa adalah salah satu solusi utama. “Mewujudkan bangunan tahan gempa dan ramah gempa menjadi solusi utama dalam mitigasi bencana ini,” terang Daryono.

BACA JUGA :  Pemda Diminta Dukung Kelancaran Mudik 2025

Daryono menambahkan, laporan Data Gempa ini menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar jalur sesar aktif untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap gempa. (*).