LASIWALA, INSERTRAKYAT.com — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin melaksanakan program pembuatan lubang biopori di Desa Lasiwala. “Program ini bertujuan mengatasi genangan air saat hujan sekaligus memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk alami,” ungkap Andi Rezky Dewa Singke, mahasiswa KKN saat berbicara kepada Insertrakyat.com, Rabu, (13/8/2025).
Sebelumnya, kata Rezeky Kegiatan diawali pada Rabu, 29/7/2025 dengan sosialisasi biopori di balai desa. Tokoh masyarakat, warga, dan pelajar hadir. Andi Rezky Dewa Singke, mahasiswa KKN, itu menjelaskan fungsi lubang biopori, manfaat lingkungan, dan cara pembuatannya. Lubang biopori berbentuk silindris vertikal, sedalam 50–100 cm, berfungsi meningkatkan daya serap air dan mengurai sampah organik menjadi kompos.

Andi Rezky menegaskan, program ini bukan sekadar mengurangi genangan, tetapi juga mengubah sampah menjadi sesuatu bernilai. “Sampah dapur dan daun kering bisa menjadi pupuk alami yang menyuburkan kebun, bukan dibuang atau dibakar,” kata Resky.
Setelah sosialisasi, mahasiswa dan pelajar langsung praktik membuat lubang biopori. Warga diajak melihat langsung bahwa alat ini sederhana dan murah dibuat. Mahasiswa juga mengajarkan perawatan rutin: mengisi sampah organik dan memeriksa agar tidak tersumbat. Dalam 2–3 bulan, sampah akan menjadi kompos siap pakai untuk sayur, buah, atau tanaman hias.
Manfaat program ini tidak hanya lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi. Dengan kompos gratis, warga menghemat biaya pupuk dan lingkungan tetap bersih. Pelajar diajak terlibat sehingga mereka belajar pengelolaan sampah sejak dini dan pentingnya menjaga alam.
Program ditutup dengan pembagian buku panduan dan model alat biopori. Antusiasme warga tinggi, diharapkan jumlah lubang biopori terus bertambah. Desa Lasiwala diharapkan menjadi contoh sukses penerapan teknologi sederhana, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Baca Juga: Doktor Muda Hukum Tata Negara dari UNHAS: Disertasi Asrullah Dibedah Mantan Ketua MK